Asal mula munculnya pemikiran yaitu pada tanggal 9 September 1999 dimana pada waktu itu terjadi fenomena yang sangat memprihatinkan namun menarik untuk diperhatikan yaitu krisis multidemensi yang melanda negeri ini. Krisis moral, kepemimpinan, kepercayaan, ekonomi, moneter dan kepribadian menyebabakan keadaan masyarakat dan pemerintahan tidak stabil, kacau, disfungsionalisasi dari berbagai inprastruktur dan suprastruktur di negara ini menyebabkan rakyat menderita. Krisis multi dimensi menyadarkan diri para aktivis untuk tetap istiqomah menjadi pamong praja yang mengambil peran positif sebagai problem solving bukan sebagai penimbul masalah di pemerintahan dan masyarakat.
Beberapa orang alumni pengurus organisasi Seksi Kerohanian Islam ( Lembaga Dakwah Kampus ) Sekolah Tinggi Pemerintahan Dalam Negeri (STPDN - Sekarang IPDN) mempunyai pemikiran dan tekad untuk merumuskan dan mencari solusi bagaimana perannya sebagai hamba Allah yang memegang amanah sebagai pamong praja didalam memberikan kontribusi bagi terciptanya suatu tatanan masyarakat yang sejahtera, lahir dan batin dibawah bimbingan dan ridha Allah. Para alumni aktivis kerohanian praja memandang penting melakukan aktivitas kegiatan kerohanian setelah menjadi purna praja. Para alumni aktivis kerohanian praja ingin membangun semaangat kerohanian setelah menjadi purna dan ingin membangun sinergisitas dengan para aktivis kerohanian praja.
Dari hasil musyawarah dan analisis maka kami akhirnya memandang pentingnya adanya suatu organisasi yang akan mewadahi , memfasilitasi menyatukan keterpaduan hati , gerak dan langkah kepada orang – orang yang mempunyai niat , tekad potensi , kekuatan dan faktor positif lainnya yang akan berusaha berbuat terbaik untuk memberikan kontribusi dalam mewujudkan suatu tatanan nilai , tatanan peradaban dan tatanan pemerintahan yang islami , maju , modern , demokratis dan sejahtera / baldatun toyibatun wa robbul ghofur / masyarakat madani.
Do’a kami adalah QS. Al-Baqarah 201-202:
“Dan di antara mereka ada yang menyeru ‘Tuhan kami, berilah kami kebaikan (kesejahteraan) di dunia dan kebaikan (keselamatan) di akhirat, dan selamatkanlah kami dari siksa neraka. Inilah orang yang memperoleh bagian dari apa yang mereka usahakan. Dan Allah itu maha cepat dalam perhitungan.”
Pemikiran itu baru sebatas doa baru setelah tahun 2003 para pendiri yayasan secara lebih serius untuk mewujudkan pemikiran itu menjadi aktulisasi dengan membentuk wadah organisasi yang menjembatani pemikiran dan tekad ikut serta mewujudkan baldatun thoyibatun wa robbul ghofur. Berbagai pemikiran menyeruak dan mengkristal di godog di lokasi kampus UGM Yogyakarta dengan diserta doa dan sholat malam menghasilkan konsep pembentukan
“ Yayasan Jamil - Jaringan Amanah Ilahi “. Jamil sebagai sebuah kebaikan dan keindahan yang kekuatannya pada kekuatan Jaringan orang – orang yang siap untuk mengemban amanah ilahi.
“Sesungguhnya Allah memerintahkan (kamu) untuk berlaku adil dan berbuat kebaikan, saling tolong menolong terhadap sesame dan Allah melarang perbuatan keji dan munkar dan agar kita selalu ingat kepada-Nya.” (QS. An-Nahl: 90).
Setelah selama 1 tahun dilakukan penjajagan dan pematangan maka pada akhirnya pada tanggal 12 Rabiul Awal 1424 H ( 2003 ), bertempat di Sekip, Bulaksumur, UGM, Yogyakarta, Allah mempertemukan kami (Dewan Pendiri) mendeklarasikan Yayasan Jamil, sehingga milat jamil dijatuhkan pada setiap tanggal 12 Robiul Awal. Dengan memohon petunjuk dari Allah Swt, berdo’a agar tidak tergolong orang yang sesat dan dimurkai Allah, dan bisa mengemban amanah yang Allah berikan kepada kami sebagai umat Islam yang menjadi bagian dari birokrasi.
“ Dengan menyebut Asma Allah yang maha Pengasih dan Penyayang, kami deklarasikan berdirinya wadah dakwah/organisasi yang bergerak di bidang sosial, keagamaan, dan kemanusiaan dengan nama “Jaringan Amanah Ilahi” atau disingkat JAMIL “.
Meskipun awal pada pendirian JAMIL ini dibidani oleh orang-orang yang bekerja di mesin birokrasi, namun JAMIL diproyeksikan terbuka, bahkan sangat membutuhkan partisipasi, kerjasama, dan sinergi dari berbagai pihak, baik swasta maupun masyarakat umum. Karena kami menyadari, tiadalah keberhasilan itu bisa dilakukan sendiri. Namun dengan kebersamaanlah bisa diraih kesuksesan. Karena demikianlah, Good Governance (pemerintahan yang bersih) akan terwujud bila unsur pemerintah, swasta, dan masyarakat, bersatu padu dalam aksi sosial, keagamaan dan kemanusiaan guna mengatasi segala rintangan yang menghalangi terwujudnya kebahagiaan, kesejahteraan, dan keselamatan hidup di dunia dan akhirat.
Setelah gagasan pendirian di sepakati dan di deklarasikan bersama tim perintis maka oleh tim perintis ditindaklanjuti dengan mengurus administrasi keorganisaian yayasan Jamil ke Notaris. Dan melalui Notaris Sri Suharni, SH di Purwodadi maka diterbitkan akta pendirian yayasan Jaringan Amanah Ilahi dengan Nomor : 02 tanggal 05 juni 2004. Selanjutnya pengurus yang terbentuk mulai membuat sekretariat Yayasan yang beralamat di rumah ketua Yayasan Jamil Sdr. Yunus Suryawan, S.STP. yang beralamat di Desa Sumberjosari Kecamatan Karangrayung Kabupaten Grobogan Jateng.
Saat ini Yayasan Jamil memiliki Kantor Sekretariat yang beralamat di Jalan Pertapan, Kampung Ubalan, Desa Sumberjosari, Kec. Karangrayung, Kab. Grobogan - Jawa Tengah 58163. Dan telah memiliki status hukum yang legal dengan adanya Akta Notaris : Sri Siharni, SH. No. 02 Tgl. 12 Juni 2004 diperbaharui No : 05 tanggal 17 Maret 2008. Pengesahan Depkumham RI No: AHU-1441.AH.01.02. Tahun 2008.